Sabtu, 31 Maret 2012

tugas softskill pendidikan kewarganegaraan

aditya prasetyo
2ea15
10210204


I.  Untuk membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadaban   sesuai yang diamanatkan dalam kuliah ini. Maka setiap warga negara harus memiliki karakter atau jiwa yang demokratis, antara lain:

a.    Rasa Hormat adalah kemampuan untuk melihat serta merayakan nilai di dalam diri kita dan orang lain. Butuh emosi, kognitif, serta kematangan sosial. Membangun rasa menghormati adalah tantangan seumur hidup, namun prosesnya dimulai sejak dini. Tanggung jawab adalah Tanggung jawab adalah perbuatan atau tingkah laku manusia yang didasari oleh kemauan untuk memperbaiki suatu kesalahan yang pernah ia perbuat.
Contoh : hormat kepada orang tua dan orang lain yang lebih tua dari kita, sedangkan tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Contohnya : tanggung jawab sebagai manajer perusahaan.

b.    Sikap kritis artinya seseorang dituntut menjadi seseorang dengan tipe extraordinary yang selalu memiliki idealisme, kepekaan dan kepedulian sosial, serta keberanian menyatakan kebenaran terhadap penerapan suatu ketentuan peraturan perundang-undangan. Jalannya roda penerapan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu bagian dari ruang kontribusi masyarakat kritis. Menyaksikan fakta pemerintahan yang belum sepenuhnya berjalan baik dan berpihak pada kemaslahatan masyarakat, masyarakat perlu bertanggung jawab melakukan kontrol lewat sikap kritis-konstruktif.
Contoh :  Peka terhadap masalah-masalah yang baru/timbul.

c.    Membuka diskusi dan dialog Perbedaan pendapat dan pandangan serta perilaku merupakan realitas empirik yang pasti terjadi di ditengah komunitas warga negara, apalagi ditengah komunitas masyarakat yang plural dan multi etnik. Untuk meminimalisasikan konflik yang ditimbulkan dari perbedaan tersebut, maka membuka ruang untuk berdikusi dan berdialog merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan. Oleh karenanya, sikap membuka diri untuk berdialog dan diskusi merupakan salah satu ciri sikap warga negara yang demokrat.
Contoh : diskusi kelompok.

d.    Bersifat terbuka adalah bentuk penghargaan terhadap kebebasan sesama manusia yang di dasarkan atas dasar pluralisme.
Contoh : hubungan metode pembelajaran dengan kondisi siswa.

e.    Rasional Bagi warga negara yang demokrat, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan rasional adalah sesuatu hal yang harus dilakukan. Keputusan-keputusan yang diambil secara rasional akan mengantarkan sikap yang logis yang ditampilkan oleh warga negara. Sementara, sikap dan keputusan yang diambil secara tidak rasional akan membawa implikasi emosional dan cenderung egois. Masalah-masalah yang terjadi di lingkungan warga negara, baik persoalan plitik, budaya, sosial, dan sebagainya, sebaiknya dilakukan dengan keputusan-keputusan yang rasional.
Contoh :  Mampu menyatakan suatu ketentuan hukum benar atau salah dengan argumentasi yang baik, sanggup menyatakan ya atau tidak untuk suatu pelaksanaan ketentuan hukum dengan segala konsekuennya dan memberi penjelasan yang netral dan dapat diterima akal sehat bahwa suatu pelak-sanaan ketentuan hukum benar atau salah.

f.    Jujur adalah sesuainya ucapan lisan dengan kenyataan.
Contoh : tidak berkata bohong kepada orang lain dan yang dikatakan benar apa adanya.



II.Apa yang saudra ketahui tenteng visi dan misi ?

visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan
Jelaskan visi dari pendidikan kewarganegaraan dalam menghadapi era globalisasi, secara meluas dan mendalam !
bangsa Indonesia dilanda bencana nasional, yang berawal dan krisis moneter dan kemudian berkembang menjadi krisis budaya yang menyentuh segenap sendi kehidupan bangsa. Masyarakat kita berpikir dan bertindak cepat atas dasar intuisi/insting tanpa memperhitungkan akibat perilakunya.
Salah satu akibatnya, muncul budaya kekerasan yang juga mewarnai kebangkitan demokrasi di Indonesia. Sementara itu, menghadapi abad ke-20 bangsa Indonesia harus siap menghadapi gelombang globalisasi yang penuh tantangän hidup yang makin kompetitif. Sebagai salah satu solusi, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dengan TAP MPR Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia 2020 mengamanatkan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.